Pelajaran 1
APRESIASI SENI
RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT
A. Pengetian
Apresiasi Seni Rupa
Kata apresiasi secara etimologi bersasal dari bahasa latin, yaitu appretiatus
yang artinya “memberi putusan dengan rasa hormat sebagai cara untuk menghargai
suatu keindahan karya seni”. Adapun dalam kamus umum Inggris-Indonesia to
apreciate artinya “menghargai” dan appreciation
artinya”penghargaan”. Dengan demikian mengapresiasi seni artinya berusaha
mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap unsur didalamnya sehingga
secara sadar mampu menikmati dan pada akhirnya dapat menilai karya seni dengan
baik.
B. Pembagian
Seni.
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman selalu berhubungan
dengan media yang dipilihnya, teknik yang dipergunakan, serta cara
menikmatinya. Berdasar hal tersebut, seni dapat dibagi menjadi :
1.
Seni Audio (Auditory Art) : Seni yang dapat dinikmati
dengan indera pendengaran (telinga). Contohnya :
a. Seni
musik, seni yang dapat dinikmati melalui nada. Misalnya, pertunjukan, gamelan
atau piano.
b. Seni
sastra, seni yang dinikmati melalui kata, misalnya, pembacaan puisi atau drama.
c. Seni
suara, seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata, misalnya, pertunjukan
band.
2.
Seni Visual (Visual Art) : Seni yang dapat dinikmati
dengan indera penglihatan (mata). Contohnya :
a. Seni dua
dimensi yang meliputi garis, cahaya, warna, bentuk, dan gerak. Misalnya, seni
lukis, seni grafis, sinematografi
b. Seni tiga
dimensi yang meliputi ruang dan wujud yang bisa dicoba. Misalnya, seni patung,
seni arsitektur, seni tari, dan pantomim
3.
Seni Audiovisual (Auditory Visual Art) : Seni yang dapat dinikmati
oleh indera pendengaran dan penglihatan.
Contohnya :
a. Seni tari
merupakan perpaduan gerak dan nada
b. Seni
drama merupakan perpaduan gerak, kata dan visual
c. Seni
opera merupakan perpaduan gerak, nada, dan visual.
Pembagian seni secara umum berdasarkan
penikmatannya dapat dibagi menjadi 5 cabang, yaitu :
1.
Seni Rupa : Seni yang dapat dinikmati dengan
indera penglihatan (visual) dan peraba. Seni rupa memanfaatkan unsur garis,
bidang, warna, tekstur, dan volume. Contoh hasil karya seni rupa adalah :
lukisan, kaligrafi, poster, reklame, spanduk, patung, diorama, kursi, meja,
seni grafis, dan seni kerajinan.
2.
Seni Musik : Seni yang dapat dinikmati dengan
indera pendengaran (audio) yang dibentuk dari unsur nada dan bunyi dalam alat
musik, suara manusia (vokal), atau gabungan keduanya.
3.
Seni Tari : Seni yang diwujudkan melalui gerak,
ruang, waktu, irama, wirasa, wiraga, dan susunan unsur gerakan anggota tubuh
secara teratur dan menurut pola pola tertentu sehingga menimbulkan gerakan yang
indah mempesona. Karya seni ini dapat dinikmati dengan indra penghlihatan dan
indra pendengaran (audio visual).
4.
Seni Teater : Seni yang memadukan unsur gerakan
dan kata. Biasanya dalam teater terdapat naskah, penokohan, latar tempat, dan
alat pengiring. Seni teater dapat dinikmati dengan indra penglihatan dan
pendengaran (audiovisual). Contoh teater terkenak adalah teater koma.
5.
Seni Sastra : Seni yang mengungkapkan pengalaman
jiwa dan perasaan dalam bentuk bahasa, tulisan, dan kalimat yang mengandung
nilai estestis untuk mendapatkan kepuasan rohaniah. Bentuk karya sastra dapat
berupa prosa (struktur bahasanya bebas), puisi (struktur bahasanya
terikat/berima), dan drama (struktur bahanya disusun dalam bentuk lakon atau
cerita).
C. Pengelompokan
Seni Rupa.
Seni rupa dapat dikelompokan berdasarkan ukuran sebuah karya, baik
teknik, bahan, maupun kegunaannya. Secara garis besar, seni rupa dikelompokan
menjadi seni murni dan seni terapan :
1.
Seni Murni (Fine Art/Pure Art) : Karya seni rupa yang
diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur ekspresi jiwa pembuatnya (seniman)
tanpa mencampu adukannya dengan fungsi atau kegunakan tertentu. Seni murni
diciptakan khusus untuk dinikmati segi estetik dan artistiknya. Kelompok seni
ini terdiri atas :
a. Seni
Lukis : Karya seni rupa yang berwujud dua dimensi.
b. Seni Patung
: Karya seni yang berwujud tiga dimensi
2.
Seni Pakai (Applied Art) : Karya seni rupa lebih
mengutamakan fungsi tertentu, tanpa melepas aspek estestis. Contohnya, seni
dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik, dan
grafika (cetak mencetak)
a. Seni
Grafis :
Karya seni rupa terapan berwujud dua dimensi yang berkaitan dengan
cetak-mencetak.
b. Seni
Keramik :
Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Keramik adalah benda yang
terbuat dari tanah liat dan mengalami proses pembakaran pada tingkat suhu
tertentu. Searah perkembangan lebih maju bahan keramik sudah beragam antara
lain, stoneware, earthenware, kaolin, dan silika.
c. Desain
Produk :
Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Hasil karya ini untuk peralatan
dan benda kehidupan sehari-hari seperti perabotan/peralatan rumah tangga,
pakaian, alat tulis, sepatu, dan perhiasan
d. Desain
Arsitektur :
Karya seni rupa terapan berwujud tiga dimensi. Hasil karya seni ini dapat dilihat dati beragamnya bentuk bangunan
disekitarmu. Misalnya, rumah, sekolah, masjid, dan gedung perkantoran, dan
gedung lainya.
Menurut
dimensi (matra), seni rupa terbagi ats karya seni dua dimensi dan seni tiga
dimensi :
a. Seni
Rupa Dua Dimensi (Dwimatra) : Karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan
lebar. Contohnya : karya seni lukis, seni grafis, spanduk, poster, stiker,
batik, mozaik, relief, lukisan kaca, dan sablon
b. Seni
Rupa Tiga Dimensi (Trimatra) : Karya seni rupa mempunyai tiga unsur, yaitu panjang, lebar, tinggi serta memiliki
kesan ruang, bentuk, dan volume. Contohnya, seni patung, seni arsitektur, seni kriya/kerajinan,
seni keramik, diorama, bonsai, dan seni mengatur taman.
D. Fungsi
dan Tujuan Seni
Berdasarkan fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan, seni terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu :
1.
Fungsi Individual : Karya seni merupakan
ungkapan jiwa atau emosi pembuatnya yang mencerminkan sesuatu baik, suka, duka,
sedih, marah, bahagia, cita-cita, pikiran, perasaan, pandangan hidup, watak,
bentuk, corak, warna, bahan, dan teknik yang dikuasai. Fungsi seni secara pribadi
disini lebih mengedepankan seni sebagai alat ekspresi untuk mencurahkan ide dan
gagasan sesorang lewat sebuah karya. Karya ini bersifat pribadi.
Fungsi
seni bagi manusia yang bersifat individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Fisik : berhubungan dengan
pemenuhan dengan pemenuhan kebutuhan fisik manusia, baik yang dipakai langsung
maupun sebagai pelengkap aktivitasnya. Misalnya, pakaian, perabot (meja, kursi,
lemari), rumah sebagai tempat tinggal, kerajinan, perhiasan, alat komunikasi,
sepatu, dan tas.
b. Emosional
: berhubungan
dengan ekspresi seniman (pengubah) dan apresaitor (penikmat konsumen).
Contohnya, lukisan, novel, musik, film, pementasan teater/drama, dan patung.
2.
Fungsi Sosial : Seni diciptakan untuk dinikmati
oleh orang lain, publik atau masyarakat pada umumnya. Seorang seniman dapat
mengatakan bahwa ia berkarya untuk dirinya sendiri. Namun, sebenarnya tanpa
disadari mereka membutuhkan apresiator, yaitu masyarakat untuk menilai
menikmati dan mengagumi hasil karya seni yang telah dibuat.
Adapun karya seni dapat berfungsi sosial
terdapat dalam bidang-bidang sebagai berikut :
a.
Pendidikan : Seni sering dimanfaatkan untuk
dunia pendidikan untuk membantu mempermudah penyampaian pesan, baik berupa
gambar (visual) maupun suara (audio) atau keduanya. Contohnya, film ilmiah,
gambar ilustrasi buku pelajaran, poster ilmiah, dan foto
b.
Rekreasi : Seni dalam hal rekreasi mempunyai
bentuk yang mampu menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran
dan pembaharuan dari kondisi yang telah ada. Misalnya, saat kamu menyaksikan
pertunjukan drama/teater, konser musik, film, menikmati taman rekreasi, atau
berlibur ke pantai.
c.
Komunikasi : Seni dapat digunakan sebagai media
untuk menghubungkan atau berhubungan antara seseorang dengan orang lain atau
masyrakat. Bentuknya bisa berupa anjuran, pesan, gagasan, produk, perintah,
atau larangan. Jenis tampilanya bisa berupa handphone (HP), TV, poster,
reklame, internet, baligo, dan radio.
d.
Keagamaan/Religi : Seni dalam bidang
keagamaan bisa menandakan atau
mengidentifikasikan kekhasan serta ciri khas dari agama. Contohnya arsitektur
masjid, gereja, makam, candi, kaligrafi, bentuk dekorasi rumah ibadah, dan
pakaian ibadah.
E. Keunikan Gagasan dan teknik Karya Seni Rupa Daerah Setempat.
Karya seni rupa terapan suatu
daerah dapat kamu lihat dalam beragam bentuk, seperti seni bangunan, pakaian
adat, wayang, batik, dan alat-alat rumah tangga. Karya seni yang dihasilkan
tersebut juga memiliki keunikan tema, benruk, dan juga makna.
1. Keunikan Tema : Tema atau topik yang digunakan untuk membuat karya
seni banyak dipengaruhi oleh letak geografis, adat istiadat, dan kekayaan alam
daerah dimana benda tersebut dibuat.
2. Keunikan Bentuk : Bentuk merupakan unsur seni rupa yang dapat dilihat
secara visual karena tersusun atas unsur fisik. Secara garis besar, bentuk karya
seni rupa digolongkan kedalam tiga jenis, yaitu, bentuk figurative, abstraktif,
dan abstrak.
a. Bentuk Figuratif : bentuk yang berasal dari alam (nature)
Lahirnya bentuk figuratif tergantung pada pemikiran seseorang tentang bentuk
tersebut. Contohnya bentuk pada gambar manusia, hewan, tumbuhan, dan benda
b. Bentuk
Abstraktif :
bentuk yang diubah sedemikian rupa sehingga beberapa bagian dari bentuk asalnya
menghilang dan bentuknya berubah menjadi yang sudah digayakan. Contohnya,
pada batik, topeng, wayang kulit/golek, dan dekorasi.
c. Bentuk Abstrak : bentuk yang menyimpang dari wujud benda-benda atau
mahkluk yang ada di alam (non figuratif). Karya abstrak adalah karya yang telah
mengalami proses eksplorasi bentuk lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita
lihat sehingga idenya lebih tinggi.
3. Keunikan Makna : Makna yang terkandung dalam sebuah karya seni
merupakan representasi seorang seniman dalam melihat hal yang akan ditawarkan
kepada dunia luar, yaitu penikmat, public, atau masyrakat umum. Seorang
kolektor atau penikmat dalam sebuah pameran tentunya akan bertanya tentang
makna yang terkandung dalam karya-karya yang dipamerkan. Hal itu merupakan
bagian dari komunikasi antara penikmat dan karya seni sehingga akan muncul
pemahaman dalam diri penikmat seni tersebut.
Pelajaran 2
EKSPRESI
SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT
A. Menggambar Bentuk
1.
Apa
gambar bentuk itu? Menggambar bentuk adalah : adalah
suatu kegiatan menggambar benda sesuai dengan sifat dan karakternya dengan cara
memindahkan suatu objek kepada bidang datar (dua dimensi) dengan menggunakan unsur
garis, warna, bidang, tekstur, dan gelap terang sehingga hasilnya merupakan
potret dari apa yang kamu lihat (visual realistis)
2.
Macam-macam
bentuk :
a.
Bentuk
Kubistis : bentuk yang menyerupai kubus atau balok,
antara lain televise, lemari, meja, kulkas dan mesin cuci.
b.
Bentuk
Piramid dan kerucut : bentuk benda yang
menyerupai limas. Contohnya, pyramid di Mesir.
c.
Bentuk
Silindris : bentuk yang menyerupai tabung atau silinder.
Contohnya gelas, ember dan toples.
d.
Bentuk
bola atau bulat : bentuk benda yang
menyerupai bola, bundar dan bagian dalamnya terkesan berisi(pejal). Contohnya
bola, semangka, dan globe
e.
Bentuk
bebas dan tak beraturan : bentuk benda yang
tidak memiliki keteraturan atau lepas dari bentuk geometris. Contohnya,
binatang, tas, sepatu, pakaian, dan buah buahan.
3. Alat dan Media Menggambar
bentuk.
Sebelum menggambar bentuk
sebaiknya kamu mempersiapkan Alat dan media gambar bentuk yang diperlukan,
antara lain :
a.
Bidang
gambar :Kertas gambar, merupakan bahan utama
menggambar bentuk. Kertas gamnbar untuk menggambar bentuk sebaiknya bertekstur
kasar dan tidak licin.
b.
Pensil
: Pensil terbagi menjadi 3 jenis, antara lain :
i. Pensil bertanda H (Hard) pensil keras mulai
dari H, 2H, 3H,….HHHH, cocok untuk menggambar teknik bagi perancang
bangunan(arsitek).
ii. Pensil bertanda HB (Hard Bold) dan F pensil
sedang.
iii. Pensil bertanda B (Bold) warnanya hitam/pekat,
Pensil lunak mulai dari B, 2B, 3B, 4B…..BB. Pensil ini cocok untuk menggambar
bentuk.
c.
Pensil
Warna : bentuknya hamper mirip dengan pensil hitam,
hanya isinya saja yang berwarna.
d.
Pastel
: terbuat dari sejenis kapur yang mengandung
minyak dan pewarna serta memiliki sifat yang lembut (soft). Warna yang
dihasilkan lebih terang dan ekspresif.
e.
Krayon
: media yang sejenis dengan pastel yang
terbuat dari pewarna dan lilin. Pewarna ini memiliki sifat yang lebih keras
dari pastel dan licin apabiladigoreskan pada permukaan kertas. Sebaiknay krayon
digunakan pada permukaan kertas yang memiliki tekstur kasar.
f.
Cat
air : cat air (wates colour) mempunyai karakter
transparan (tembus pandang). Warna yang digoreskan terlebih dahulutidak dapat
ditutup dengan warna lain diatasnya karena akan bercampur. Penggunaanya
biasanya dengan teknik aquarel.
g.
Cat
poster : cat poster atau cat plakat memiliki sifat
opaque (menutup), yaitu warna yang dipulaskan lebih dahulu bias ditutup oleh
warna berikutnya. Penggunaanya biasanya teknik blok rata.
h.
Tinta
Bak : biasa disebut tinta china yang memilik
warna hitam pekat cocok digunakan menggambar teknik siluet (gambar blok) atau
menggambar skets.
i.
Pewarna
Alam : adalah jenis pewarna yang diambil langsung
dari alam dengan cara mengolah sedemikian rupa dengan cara tertentu, seperti
kunyit menghasilkan warna kuning, getah angsana menghasilkan warna merah darah,
daun suji menghasilkan warna hijau, pohon nila yang menghasilkan warna biru
keungu-unguan.
j.
Pewarna
Kue (Esens/Gincu) : pewarna ini sudah
tersedia di took kimia atau kue, berbentuk serbuk atau cairan yang tersimpan
dalam botol-botol kecil atau sachet.
k.
Palet : alat yang digunakan untuk mencampur cat. Bentuknya bervariasi dan
biasanya terbuatdari plastic atau kayu (triplek).
l.
Kuas : untuk menggoreskan warna yang berbentuk kuas lancip dan datar.
Penggunaan kuas disesuaikan dengan media cat yang digunakan. Kuas yang bentuk
lancip dan bulunya halus dan bernomor 1 s.d 12 dipakai untuk bahan cat air.
Adapun kuas berbulu rata dan kasar dipergunakan untuk melukis di atas kanvas.
4.
Latihan
Menggambar Bentuk.
Latihan menggambar bentuk
sama menggambar lainya, kamu dapat memulai dengan latihan latihan dasar. Dalam
menggambar bentuk ada beberapa teknik yang harus kamu kuasai. yaitu:
a.
Teknik
Perspektif : digunakan untuk menggambar benda sehingga
tampak wajar, sesuai dengan pandangan mata. Teknik ini berhubungan peletakan
garis horizon, letak benda, dan jumlah titik hilang. Bias 1 titik hilan dan 2
titik hilang.
5.
Mari
Menggambar Bentuk.
Langkah
yang harus diperhatikan dalam menggambar bentuk :
·
Tentukan
benda yang akan digambar, contohnya kotak mainan, kotak pensil, dan kotak kapur
·
Taruhlah
benda tersebut diatas meja datar, sesuaikan komposisinya yang diinginkan
berdasarkan bentuk dan ukuranya
·
Amatilah
benda tersenut dengan seksama, seolah benda benda tersebut diatas buku gambar.
·
Gambarlah
objek jangan terlalu kecil atau besar disesuaikan dengan ukuran kertas.
·
Buatlah
sketsa dengan tarikan garis sejajar tipis tipis sebagai kerangka bentuk.
Ushakan goresan spontan jangan terlalu sering, hindari penghapusan yang
berlebihan dan berulang-ulang supaya kertas tidak kotor dan rusak
·
Gambarlah
bentuk secara keseluruhan/global (garis besarnya) sesuai dengan bentuk
aslinya., jangan sekali membuat bentuk detail sebelum bentuk dasar selesai.
·
Sesuaikan
kaidah perspektif (dimana titik hilangnya), dari mana arah cahaya untuk
menentukan bagian mana terang dan bagian mana yang gelap.
·
Setelah
garis kontur benda selesai, arsirlah dengan menggunakan pensil 2B atau 3B atau
4B, perhatikan bagian yang gelap maka bagian itu yang harus diberikan arsir
lebih hitam, adapu bagian yang terang diarsir tipis atau dibiarkan putih.
·
Berilah
bayangan pada meja atau benda sebagaui background. Supaya tampak alami dan
sesuai dengan benda, arsir permukaan disesuaikan dengan karakteristik bahan
benda.
B.
Merancang
Karya Seni Kriya.
Seni terapan biasa disebut
juga seni kriya. Hasil karya seni terapan atau seni kriya sangat beragam.
1.
Seni
hias, menurut jenisnya seni ragam hias terdiri atas
dua jenis, yaitu ragam hias tunggal artinya komponen dari motif-motif
hiasan tersebut benrdiri sendiri. Ragam hias sambung adalah ragam hias
antara komponen satu dengan yang lainya selalu bersambung dan berhubungan erat,
yang seolah-olah menjadi untaian yang utuh. Berikut beberapa jenis motif :
a.
Motif pilin : motif yang terbentuk dari
huruf dasar “S” atau setengah lingkaran. Contohnya, gambar motif pada rumah
Toraja
b.
Motif kait/kunci, yaitu motif yang dianggap
sebagai kaki swastika atau kait pada meander. Contohnya, hiasan tenunan dari
Kalimantan Tengah
c.
Motif meander : motif yang berbentuk
dari huruf “T” dengan susunan bolak-balik berrsambung.
d.
Motif tumpal : yaitu bentuk yang
berbentuk dari dasar segitiga sama kaki, berfungsi untuk hiasan pinggir seperti
motif hias sarung Jawa Timur.
e.
Motif swastika : yaitu motif yang dilator
belakangi kebudayaan dan kebercayaan Tiongkok.
f.
Motif awan : mitif yang dilator
belakangi kebudayaan dan kepercayaan Tiongkok berupa gulungan awan.
2.
Seni
Patung, bentuk patung pada umumnya dibuat tunggal
berbentuk tiga dimensi, pada jaman dahulu berfungsi sebagai bentuk perwujudan
dewa-dewi.
3.
Seni
Anyaman, merupakan seni yang erat hubunganya dengan
aktivitas keseharian penduduk Nusantara, Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
menganyam relative sederhana dan mudah ditemukan di wilayah Nusantara, misalnya
rotan, daun tal (palmyra), gebang (corphya) yang ditemukan di Nusa Tenggara
Timur, ilalang, daun kelapa, daun lontar, bambu, dan tali.
C.
Berkarya
Batik Ikat Celup.
Pada umumnya ragam hias pada
kain mengambil bentuk geometris dan nongeometris.
a.
Geometris
: adalah bentuk yang menyerupai bentuk ilmu
ukur seperti segiempat, lingkaran, atau segitiga.
b.
Nongeometris : motif flora dan fauna serta bentuk lainnya seperti batu dan awan.
Prinsip utama dalam proses
membatik adalah tutup celup, maksudnya bagian tertentu pada kain ditutup
dengan bahan lilin/malam. Dapat menggunakan canting, jika membuat batik
tulis, menggunakan kuas jika membuat batik lukis, dan menggunakan cetakan
cetakan jika kamu membuat batik printing. Kamu bisa menggunakan karet
atau tali rapia sebagai pengikat atau perintangnya.
Pelajaran 3
A. Seni Kriya Gerabah
Gerabah merupakan salah satu
hasil dari seni terapan, Seni yang hasilnya memiliki memiliki fungsi dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, gerabah memiliki fungsi
sebagai perkakas atau alat-alay rumah tangga. Gerabah terbuat dari tanah liat
yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
Berikut ini beberapa hasil
seni gerabah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia beserta fungsinya
:
1.
Kendi
: sebagai tempat menyimpan air minum
2.
Periuk
: sebagai alat menanak nasi
3.
Belangga
:sebagai alat untuk memasak sayur
4.
Tempayan
: sebagai alat untuk menyimpan beras atau air
5.
Angl
: sebagi alat untuk memasak (serupa dengan kompor)
6.
Celengan
: sebagai tempat untuk menyimpan uang.
B. Teknik Pembuatan Gerabah.
Bahan dasar gerabah adalah
tanah liat. Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain : pisau
cukil yang terbuat dari kayu/bamboo, sudip yang terbuat dari kawat,butsir
dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putar, kayu salab atau kayu rol
penggilas, dan pisau.
Teknik yang biasanya membuat
benda dari tanah liat diperlukan teknik-teknik tertentu, antara lain :
1.
Teknik
Lempeng (Slabing) : membuat benda gerabah berbentuk
kubistis dengan permukaan rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan
tanah liat dengan menggunakan rol kayu penggilas. Setelah menjadi lempengan
dengan ketebalan yang sama, kemudian dipotong dengan pisau atau kawat sesuai
ukuran yang diinginkan.
2.
Teknik
Pijat (Pinching) : membuat benda gerabah
dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan, tujuannya agar
tanah liat lebih padat tidak mudah mengelupas sehingga hasilnya akan tahan
lama, proses pijat sebagai berikut :
a.
Ambil
segumpal tanah liat.
b.
Tanah
liat tersebut diulet-ulet dan dipijit dengan ibu jari sambil dibentuk sesuai
dengan bentuk benda yang kamu inginkan.
c.
Haluskan
menggunakan kuas atau kain halus.
3.
Teknik
Pilin (Coiling) : membentuk tanah liat
dengan cara dipilin atau dibentuk seperti tali. Tanah liat tersebut setelah
dipilin disusun melingkar dari bawah keatas sehingga menjadi bentuk yang kamu
inginkan.
4.
Teknik
Putar (Throwing) : membuat gerabah dengan cara
teknik putar, membutuhkan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar
elektrik.
5.
Teknik
Cetak Tekan (Press) : menbuat gerabah dengan cara
menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan cetakan.
6.
Teknik
Cor tau Tuang : membuat gerabah dengan
cara menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat untuk teknik ini adalah menggunakan
tanah liat cair. Cetakan bias terbuat dari gips dan silicon.
C. Pembakaran Keramik.
Tahap akhir dari proses
pembuatan adalah pembakaran. Membakar tanah liat tidaklah mudah, dan dibutuhkan
teknik dan media yang tepat. Pertama-tama benda gerabah yang telah selesai
dibuat harus dikeringkan terlebih dahulu, Pengeringan cukup sederhana yaitu
cukup disimpan di atas rak tebuka dan diangin-anginkan beberapa hari hingga
kering. Setelah kering betul barulah gerabah mulai dibakar dengan cara langsung
atau menggunakan alat lain tungku(oven/klin).
Berdasar suhu bakarnya
gerabah/keramik digolonkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1.
Earthenware
: jenis keramik yang memiliki suhu matang
antara 900-1100 derajat C. Jenis ini memiliki daya serap 10-5%
2.
Stoneware
: jenis keramik yang memiliki suhu matang
antara 1200 derajat C. Jenis ini memiliki daya serap 2-5% dan memiliki
kekerasan seperti halnya batu
3.
Porselen
: jenis
keramik yang memiliki suhu matang antara 1260 derajat C. Jenis ini memiliki
daya serap 0-1% bahan ini digunakan untuk bahan industry bangunan mengingat
kekerasan dan kestabilannya.
Berikut macam-macam tungku pembakaran keramik
menurut bahan bakarnya :
1.
Tungku
dengan bahan bakar listrik
2.
Tungku
dengan bahan bakar minyak tanah
3.
Tungku
dengan bahan bakar sekam, jerami, dan bamboo
4.
Tungku
dengan bahan bakar gas.
Pelajaran 4
MENGEKSPRESIKAN
DIRI MELALUI GAMBAR BENTUK
DAN
KERAMIK
A. Menggambar Bentuk Silindris
1.
Pengertian
Bentuk Silindris : benda yang memiliki bentuk
dasar tabung dan lingkaran atau oval sebagai alasnya, tidak memiliki sudutdan
lebih dinamis sehingga dalam penggambaranya dibutuhkan keluwesan dan
ketrampilan khusus.
2.
Alat
dan Media Menggambar Bentuk Silindris :
a. Penggaris : penggaris yang memiliki bentuk dasar lengkung dan memiliki lubang
ditengahnya.
b.
Penghapus
: digunakan jika terjadi kesalahan dalam membuat
goresan pensil. Selain menghapus yang salah ternyata penghapus bias digunakan
untuk membuat efek tertentu pada gambar.
c. Fiksatif : pelapis yang digunakan setelah gambar dianggap selesai, agar gambar
tidak mudah luntur dan pudar saat terkena goresan (finishing), bahan tersebut
warnanya bening dan transparan
3.
Teknik
Menggambar Bentuk Silindris
a. Arsir : pengulangan garis dengan tujuan mengisi bidang gambar yang kosong. Arsir
memiliki fungsi sebagai berikut :
Ø
Memberikan
karakteer objek gambar
Ø
Menberikan
kesan bentuk dan volume benda
Ø
Menberikan
kesan jarak dan kedalaman pada benda
Ø
Mengisi
bidang kosong
Ø
Hasil
akhir gambar (finishing touch)
b.
Teknik
Dusel (Dusseler) : teknik ini dapat dilakukan
dengan cara menggoreskan (pensil lunak 4B keatas) pada bagian yang dikehendaki.
Kemudian goresan tersebut digosok menggunakan tangan langsung atau bantuan
media lain seperti tissue, kain, dan kuas. Karakter teknik ini tipis dan merata
sehingga kadang hasilnya seperti diarsir.
Berikut cara melakukan teknik dusel :
ü
Buatlah
sketsa dengan pensil, kemudian arsirlah skets dengan pensil
ü
Gosoklah
bagian bagian yang telah diarsir
ü
Hapuslah
bagian yang terang (terkena cahaya) dengan bantuan penghapus.
ü
Jadilah
gambar bentuk dengan teknik dusel (gosok)
c.
Teknik
Pointilis : teknik menggambar yang
dilakukan dengan cara member titik-titik dengan pensil atau pena pada bagian
benda dengan intensitas tertentu.Teknik tersebut juga dengan teknik raster.
d.
Teknik
Aquarel : teknik menggambar menggunakan cat air (water
colour) dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tampak transparan atau
tembus pandang.
e.
Teknik
Plakat : Teknik menggambar dengan menggunakan bahan
cat poster atau cat dengan sapuan warna yang tebal dan rata sehingga hasilnya
pekat dan menutup.
B. Membuat Benda Kriya
1. Teknik Pilin : cara membuat benda dengan teknik ini adalah sebagai berikut :
§
Siapkan
segumpal tanah liat, kemudian remas dengan tangan hingga cukup elastic.
§ Ambil air sedikit tanah liat, kemudian pilin
menggunakan telapak tangan pada bagian datar sehingga membentuk bulatan kecil
panjang. Ukuran berkisar 1, 5 cm.
§ Susunlah pilinan yang telah dibuat melingkar
atau diasesuaikan dengan bentuk desain yang kamu inginkan.
§ Usahakan tiap susunan memiliki kerapian sama.
§ Haluskan menggunakan butsir
§ Jadilah karya kriya keramik dengan pilin.
2.
Teknik
Lempengan : cara membuat kriya keramik
teknik lempeng adalah sebagai berikut :
§
Siapkan
tanah liat. Kemudian remas hingga rata.
§
Siapkan
dua bilah kayu dengan ukuran dan ketebalan sama
§
Buatlah
lempengan tanah liat mengunakan rol kayu penggilas di antara dua penampang kayu
tadi.
§
Setelah
jadi lempengan dengan ketebalan sama, potonglah sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.
§
Selanjutnhya
buatlah menjadi kotak persegi atau segitiga dengan menempelkan bagian lempengan
§
Setelah
menempel, berilah hiasan dengan butsir dengan cara di toreh pada saat setengah
kering
§
Jadilah
karya seni kriya keramik teknik lempeng.
C. Pameran Karya Seni rupa
Pameran merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil karyanya kepada
masyarakat. Pameran bisa dilaksanakan di dalam ruangan atau luar ruangan
seperti di sekolah, gedung pertemuan, dan galeri.
Manfaat pameran yang
dilakukan di sekolah, antara lain :
v
Siswa
dapat mengenal, membandingkan, dan menilai karya seni teman sekelas
v
Siswa
dapat termotivasi untuk berkarya
v
Siswa
dapat meningkatkan serta menumbuhkansikap apresiatif
v
Siswa
mendapatkan pengalaman berpameran
v
Siswa
belajar untuk bekerja bersama-sama
v
Siswa
belajar untuk bertanggung jawab atas usahanya sendiri.
Langkah awal persiapan
pameran adalah membentuk panitia
pameran. Susunan panitia pameran adalah sebagai berikut :
v
Pembimbing : bertugas membimbing dan mengarahkan
pameran
v
Ketua
Panitia : bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pameran
v
Wakil
Ketua : membantu ketua untuk
memperlancar acara
v
Sekretaris : bertugas menangani
administrasi
v
Bendahara : menagani bidang
keunagan
v
Seksi
karya : menyeleksi
karya yang dipamerkan
v
Seksi
display : memajang atau mengatur karya
yang dipamerkan
v
Seksi
penjaga : bertugas menjaga sekaligus
guisde berlangsungnya pameran.
Setelah kepanitiaan terbentuk, langkah selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1.
Mempersiapkan
karya : mengumpulkan seluruh karya yang akan
dipamerkan baik dua dan tiga dimensi. Lalu buatlah keterangan karya berupa
pembuat karya, judul, bahan dan media, ukuran serta tahun pembuatan.
2.
Menentukan
dan mempersiapkan tempat pameran : ruang
pameran harus aman, nyaman, strategis dan ditata sedemikian rupa. Penataan
karya dan panel/sketsel harus diatur dengan baik untuk kelancaran masuk dan
keluar pengunjung
3.
Menyiapkan
publikasi dan dokumentasi : menyiapkan
pemberitahuan kepada orang lain akan adannya pameran dengan cara membuat poster
atau pamphlet sehingga teman-teman sekolahmu tahu akan berlangsungnya acara
pameran. Kemudian dokumentasikan acara sangat penting, bias berupa catatan
pengunjung, tulisan tanggapan, kritik atau saran pengunjung dan foto selama
acara berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat
Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha. Seni
Rupa untuk SMP/MTs kelas VII, VII dan IX, Jakarta 2010. Kementerian
Pendidikan Nasional : CV. Adi Perkasa
Tim Abdi
Guru, 2005. Kesenian Untuk SMP Kelas VIII. Buku Guru Sekolah menenengah
Pertama. Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar